Tekad Bantu Orang Tua Sepanjang Hidupku
Seorang
anak manusia dikandung dilahirkan ibu. Maka tak akan mungkin seorang anak dapat
membalas dengan apapun juga. Oleh karena itu, selama ibuku kita masih ada,
bagaimanapun keadaan, terlebih masalah kesulitan ekonomi, aku harus berjuang
bagaimanapun juga caranya asalkan halal untuk membantu orang tuaku walaupun aku
sekarang sudah memiliki isteri dan memiliki 2 dan dalam beberapa bulan ke depan
bertambah 1 anak lagi, karena saat ini isteriku lagi mengandung lebih dari 5
bulan usia kandungannya.
Singkat
cerita, masih jelas terbayang perjalanan hidupku sejak hidup di perantauan saat
masih belum menikah, setiap bulan gajiku selalu aku kirimkan ke ibuku dengan
sisa tak lebih dari 30 persen dari total penghasilanku setiap bulan,
seakan-akan aku tak peduli dengan masa depanku, aku tak pernah punya tabungan
berjuta-juta seumur hidup di masa lajangku. Selain itu, handphone yang aku
miliki saat itu pun hanya handphone yang aku beli bukan baru tapi barang bekas
asalkan masih layak digunakan. Beli pakaian, sepatu, dan aksesoris seperti jam
tangan pun tak pernah beli yang mahal melainkan harga paling murah, seperti
kaos yang cukup 25 ribuan itupun sudah jarang aku beli, seringnya saat mudaku
malah beli baju seken yang harganya jauh lebih murah.
Sehingga
waktu mudaku sekitar usia 20 tahunan ke atas sampai-sampai aku memiliki target
menikah di usia lebih dari 31 tahun waktu itu, karena secara materi memang aku
sebenarnya memiliki pekerjaan yang gajinya sekitar 2 jutaan tiap bulan tapi
memang tak pernah aku nikmati hasil itu sendiri kecuali hanya sedikit, karena
yang banyak selalu aku kirimkan ke ibuku karena memang keluarga kami sedang
bermasalah dalam ekonomi sebagai konsekuensi dari tekad ibu dalam menyekolahkan
anak-anaknnya dulu sampai sarjana semua yakni aku dan 2 adhikku.
Terkadang
kita sendiri bingung bagaimana harus mencukupi kebutuhan. Di sisi lain kita pun
sedang kesulitan ekonomi, ada tanggung jawab isteri dan anak-anak, dan kebutuhan sosial lain yang masih menjadi tanggung jawabku.
Lalu,
ibu pun dalam kesulitan ekonomi, dan mengatakan “dengan siapa lagi saya
mengeluh, kecuali dengan kamu”. Sontak, tensi darah pun naik, sudahlah hutang
dengan menjaminkan STNK motor isteriku pun dipilih. Alhamdulillah istri pun
sudah mengizinkannya, bahkan dia sendiri yang mengurus proses pencairan
uangnya. Lalu yang 2 juta rupiah tersebut langsung aku transferkan ke ibu.
Kemudian
bagaimana saya harus mencukupi kebutuhan hidupku lagi padahal di awal dengan
uang yang pas-pasan tersebut diperkirakan dapat memenuhi kebutuhan hidup selama
beberapa hari ke depan menjelang aku mendapatkan uang kembali. Ya sudahlah
semua sudah kehendak Ilahi, apapun yang terjadi nanti aku, isteri, dan
anak-anakku aku yakin pasti ada jalan yang terbaik dari Allah... aamiin...
0 Response to "Tekad Bantu Orang Tua Sepanjang Hidupku"
Posting Komentar